Futuhul Ghaib, Risalah 75
Syaikh Abdul Qodir al-Jailani
Ia bertutur :
Bertakwalah kepada Allah, taatilah Dia, milikilah kesucian hati, kendali diri, kebiasaan memberikan hal-hal bermanfaat. Jauhkanlah penderitaan dan kemiskinan, jagalah kesucian ruhaniwan, bergaullah dengan sesamamu, nasihatilah kaum muda dengan kebaikan, jauhilah permusuhan dengan sahabat, jauhilah pula merekan yang salik, dan bertolong-tolonganlah dalam hal-hal agamis dan duniawi. Hakikat kemiskinan agamis berupa ketakbolehan menyampaikan kebutuhan-kebutuhan kepada sesamanya. Hakikat kekayaan agamis berupa ketakbutuhan akan ciptaan, semisal diri. Tasawuf dicapai lewat kelaparan dan pematangan diri dari hal-hal yang disukai dan dihalalkan. Jangan berpintar-diri di hadapan seorang darwis, sebab unjuk pengetahuan membuatnya tak senang. Bersikap lembutlah terhadapnya, sebab kelembutan membuatnya senang. Tasawuf didasarkan pada delapan hal:
1. Kemurahan Nabi Ibrahim
2. Kepasrahan Nabi Ishak
3. Kesabaran Nabi Ya'kub
4. Doa Nabi Zakaria
5. Kemiskinan Nabi Yahya
6. Berbusana Wool seperti Nabi Musa
7. Berlanglang Buana seperti Nabi Isa
8. Kesahajaan Nabi Muhammad saw.
Kamis, 04 Juni 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar